Jumat, 08 Juli 2011

DEFINITION OF POETRY

A. According To The Author.
Dylan Thomas defined poetry this way: "Poetry is what makes me laugh or cry or yawn, what makes my toenails twinkle, what makes me want to do this or that or nothing."

B. According To Me (Susilawati)
According to me, poetry is what be produced by imaginative, experience life and others, it is chosen and arranged by beautiful words and it has some unsure of poetry (e.g. esthetic).

UNSUR-UNSUR PEMBENTUK PUISI
Ada beberapa pendapat tentang unsur-unsur pembentuk puisi. Salah satunya adalah pendapat I.A. Richard. Dia membedakan dua hal penting yang membangun sebuah puisi yaitu hakikat puisi (the nature of poetry), dan metode puisi (the method of poetry). Hakikat puisi terdiri dari empat hal pokok, yaitu
1. Sense (tema, arti)
Sense atau tema adalah pokok persoalan (subyek matter) yang dikemukakan oleh pengarang melalui puisinya. Pokok persoalan dikemukakan oleh pengarang baik secara langsung maupun secara tidak langsung (pembaca harus menebak atau mencari-cari, menafsirkan).
2. Feling (rasa)
Feeling adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan yang dikemukakan dalam puisinya. Setiap penyair mempunyai pandangan yang berbeda dalam menghadapi suatu persoalan.
3. Tone (nada)
Yang dimaksud tone adalah sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat karyanya pada umumnya. Terhadap pembaca, penyair bisa bersikap rendah hati, angkuh, persuatif, sugestif.

4. Intention (tujuan)
Intention adalah tujuan penyair dalam menciptakan puisi tersebut. Walaupun kadang-kadang tujuan tersebut tidak disadari, semua orang pasti mempunyai tujuan dalam karyanya. Tujuan atau amanat ini bergantung pada pekerjaan, cita-cita, pandangan hidup, dan keyakinan yang dianut penyair
1. UNSUR INTRINSIK
Unsur intrinsik adalah unsur pembentuk puisi yang berasal dari dalam sastra itu sendiri. Jenis – jenisnya sebagai berikut :
1.Tema yaitu sesuatu yang menjadi dasar puisi,sesuatu yang menjiwai puisi,atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam puisi.
Contohnya : bencana alam, keindahan kehidupan, sosial, atau kegagalan hidup.
2.Diksi ( pilihan kata ) yaitu ketepatan penggunaan kata yang dapat menentukan kekuatan daya sugesti, pengimajinasian atau ekspresi yang yang diungkapkan penyair.
Contoh : kata wanita penyair menggunakan kata bunga atau dara.
3. Majas.
Majas dalam puisi berfungsi sebagai berikut :
a. puisi menjadi nikmat untuk dibaca.
b. Menghasilkan kebahagiaan khayalan. ( imajinatif )
c. Menyampaikan makna yang lebih luas.
4. Rima yaitu pengulangan bunyi untuk membentuk keindahan bunyi.
Contoh : desir desau desah air mengalir
Rang rang rangkup batu bertangkup
Aku
Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorang kan merayu
5. Tipografi atau tata wajah yaitu penataan larik atau baris – baris puisi untuk membentuk bait yang padu, sehingga menimbulkan aspek kekuatan makna dan ekspresi penyair.
6. Imageri (imaji, daya bayang)
Yang dimaksud imageri adalah kemampuan kata-kata yang dipakai pengarang dalam mengantarkan pembaca untuk terlibat atau mampu merasakan apa yang dirasakan oleh penyair. Maka penyair menggunakan segenap kemampuan imajinasinya, kemampuan melihat dan merasakannya dalam membuat puisi.
7. The concrete word (kata-kata kongkret)
Yang dimaksud the concrete word adalah kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama tetapi secara konotatif mempunyai arti yang berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi pemakaiannya. Slametmulyana menyebutnya sebagai kata berjiwa, yaitu kata-kata yang telah dipergunakan oleh penyair, yang artinya tidak sama dengan kamus.

2. UNSUR ESKTRINSIK
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membentuk karya sastra yang berasal dari luar karya sastra itu sendiri. Unsur ini meliputi unsure agama, ekonomi, budaya, politik, biografi penyair.
Dikatakan Fananie (2001:77) Faktor ekstrinsik adalah segala faktor luar yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra. Ia merupakan milik subjektif pengarang yang bisa berupa kondisi social, motivasi, tendensi yang mendorong dan mempegaruhi kepengarangan seseorang. Faktor-faktor ekstrinsik itu dapat meliputi: 1) tradisi dan nilai-nilai, 2) struktur kehidupan sosial, 3) keyakinan dan pandangan hidup, 4) suasana politik, 5) lingkungan hidup, 6) agama, dan sebagainya. Nyoman Thusthi Eddy ( 1991: 69) menyatakan faktor-faktor seperti: 1) sejarah, 2) sosiologi, 3) psikologi, 4) politik, ekonomi, dan ideology. Sejalan dengan dua pendapat di atas, Wellek & Warren ( dalam Waluyo, 1994:64) menyatakan: 1) biografi pengarang, 2) psikologi ( proses kreatif ), 3) sosiologis (kemasyarakatan) social budaya masyarakat, dan 4) filosofis ( aliran filsafat pengarang ) termasuk pada struktur ekstrinsik karya sastra. Termasuk ke dalam faktor sosiologis, i) aspek-aspek seperti profesi/ institusi, problem hubungan social, adat-istiadat, dan antarhubungan masyarakat, ii) hubungan historis, iii) hubungan sastra dengan faktor sosial, yakni menganggap sastra sebagai dokumen sosial.

c. Struktur lapis Makna
Sebuah karya sastra yang baik dan lengkap setidaknya memiliki lima tingkatan lapis makna atau niveau. Nilai-nilai tersebut dimulai dari tataran yang paling rendah sampai pada tataran yang paling tinggi. Secara urut neveau tersebut adalah:
1) Neveau anorganik
2) Neveau vegetative
3) Neveau animal
4) Neveau humanis
5) Neveau metafisika/transendental
1. d. Struktur Lapis Bunyi
Struktur ini lebih ditemukan pada karya puisi atau prosa liris yang kaya asonansi aliterasi, dan persajakan. Pentingnya struktur bunyi karena pada nuansa bunyi-bunyi tertentu akan dapat dihubungkan dengan suasana tertentu. Hal tersebu, misalnya, dapat dirasakan pada puisi-puisi mantra, yaitu puisi yang menempatkan struktur bunyi sebagai kekuatan makna, sehingga bunyi merupakan hal yang dominan.










Examples of poetry
HER DILEMMA
by: Thomas Hardy (1840-1928)
HE TWO were silent in a sunless church,
Whose mildewed walls, uneven paving-stones,
And wasted carvings passed antique research;
And nothing broke the clock’s dull monotones.

Leaning against a wormy poppy-head,
So wan and worn that he could scarcely stand,
--For he was soon to die,--he softly said,
“Tell me you love me!”--holding hard her hand.

She would have given a world to breathe “yes” truly,
So much his life seemed hanging on her mind,
And hence she lied, her heart persuaded throughly,
’Twas worth her soul to be a moment kind.

But the sad need thereof, his nearing death,
So mocked humanity that she shamed to prize
A world conditioned thus, or care for breath
Where Nature such dilemmas could devise.



I’ve Done My Heart
By: susilawati

I can touch your heart
I can see your heart
But I never feel your heart
You never know who am i

Wishing once in my life
Wishing the angels dance around us
Bring us to the highest of the mountain
I have been waiting yours
For long time
For that’s all I have done
I just want to scream
I love you at the moment

Tidak ada komentar:

Posting Komentar